Catur Marga/Catur Marga Yoga – 1

Catur Marga adalah empat jalan yang bisa ditempuh untuk mencapai tujuan Jagathita dan Moksa. Catur Marga Yoga adalah empat jalan yang dapat ditempuh untuk menghubungkan diri dengan yang lebih tinggi, sesama dan mahluk-mahluk lainnya. Ke dua istilah ini mempunyai pengertian yang sama.

Canang Sari

Yang disebut dengan Catur Marga, adalah : Bhakti Marga, Karma Marga, Jnyana Marga dan Raja Marga. Catur Marga Yoga, adalah : Bhakti Marga Yoga, Karma Marga Yoga, Jnyana Marga Yoga dan Raja Marga Yoga.

Continue reading

Dharma Wacana – Siwa Ratri

OM Suastiastu

Rarahinan Siwa Ratri, wantah rarahinan sane pangrawuhnyane awarsa apisan, inggih punika nemonin panglong ping 14, Sasih Kepitu, Caturdasi Kresnapaksa Maghamasa, sane kaloktah kabaos Prawaning Tilem Kepitu.

Parindikan puniki, malarapan antuk satua Lubdhaka, sane wenten ring Kakawin Siwaratrikalpa, sane kekawi olih sira Mpu Tanakung, duk pamekas masa Majapahit. Ring Bali Kekawin Siwaratrikalpa punika seringan kabaos Kekawin Lubdhaka, santukan dagingnyane pamekas wantah satua sang Lubdhaka. Sang Lubdhaka sering kabaos sang Nisada, Sambara utawi Pulinda.

Continue reading

Siwaratri – Momen Introspeksi Diri

Secara Tattwa sesungguhnya Siwaratri merupakan malam perenungan dosa, (bukan peleburan dosa), dengan tujuan tercapainya kesadaran diri. Secara Tattwa, sesungguhnya Siwaratri itu simbolisasi dan aktualisasi diri dalam melakukan pendakian spiritual guna tercapainya ‘penyatuan’ Siwa, yaitu bersatunya atman dengan paramaatman atau Tuhan penguasa jagat raya itu sendiri.

Sebagai malam perenungan, umat mestinya melakukan evaluasi atau introspeksi diri atas perbuatan-perbuatan selama ini. Pada malam pemujaan Siwa ini umat mohon diberi tuntunan agar keluar dari perbuatan dosa.

Continue reading

Siwaratri – Dalam Konsep Kekinian

Hari Siwaratri yang jatuh pada Purwaning Tilem Kapitu, Rabu 29 Januari 2014, merupakan momen yang sangat tepat untuk merenung dan mengendalikan diri. Pada hari suci penuh pengampunan itu, umat Hindu diajak untuk bisa mengekang hawa nafsu dan keinginan yang bersifat duniawi. Nilai-nilai apa yang bisa dipetik dari malam Siwaratri dalam konteks kekinian? Kemudian, apakah figur si pemburu Lubdaka yang diceritakan pada malam Siwaratri masih relevan dengan kehidupan sekarang.

Hidup manusia sebenarnya dibelenggu oleh bhuta kala. Dalam usaha melepas belenggu bhuta kala itu, manusia hendaknya berusaha mendapatkan keseimbangan jasmani dan rohani yang bisa dicapai secara perlahan-lahan dan bertahap. Tidak dimungkiri banyak hambatan yang menghadang ketika manusia ingin mencapai keseimbangan itu. Hambatan itu datangnya tidak hanya dari luar, tetapi juga dari dalam diri manusia itu sendiri perhatikan pupuh di bawah ini.

Continue reading

Siwa Ratri – Pelaksanaan Dalam Kehidupan Sehari-Hari

Hari Raya Siwa Ratri merupakan hari raya berdasarkan atas pranata masa yang dirayakan setiap setahun sekali. Tepatnya jatuh pada Purwaning Tilem Kepitu. Untuk tahun ini malam Siwa Ratri jatuh pada tanggal 29 Januari 2014. Hari Suci Siwa Ratri sangat identik dengan begadang semalam suntuk serta cerita Lubdhaka yang dikarang oleh Empu Tanakung.

Definisi Siwa Ratri menurut Ketut Sukartha dan kata “Siwa Ratri” berasal Siwa dan Ratri. Siwa artinya Puncak dan Ratri artinya Malam. Siwa Ratri berarti puncak malam. Sedangkan definisi menurut Tjok Rai Sudharta, Siwa Ratri artinya malam Siwa. Siwa berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya baik hati, suka memaafkan, memberi harapan dan membahagiakan. Dalam hal ini kata Siwa adalah sebuah gelar terhadap menifestasi Ida Sang Hyang Widi Wasa yang diberi nama gelar kehormatan “Dewa Siwa” yang berfungsi sebagai pemralina atau pelebur. Ratri artinya malam. Malam disini maksudnya kegelapan. Jadi Siwa Ratri artinya malam untuk melebur kegelapan hati menuju jalan yang terang.

Continue reading

Siwaratri – Makna Spiritual Daun Bila (Bilva)

Tanaman Bilva (Ficus religiosa) adalah tanaman suci, mempunyai akar ke atas (spirit) dan akar ke bawah (duniawi), merupakan tanaman aswatha (bhagavadgita), dimana setiap lembarnya merupakan simbol-simbol sloka-sloka suci Weda (Suryadharma dkk, 2004).

Tanaman bilva menyimpan zat asam (oksigen/neeter), dimana di dalam Atharwa Weda VI.95.1.disebutkan bahwa :

Asvattho devasadanah

Tanaman bilva (Ficus religiosa) dinamakan tempat kediamannya para dewa sebab ia selalu memancarkan oksigen (nettar).

Continue reading

Makna Perayaan Hari Siwa Ratri

Perayaan Siwa Ratri adalah salah satu bentuk ritual Hindu yang mengajarkan kita untuk selalu memelihara kesadaran diri agar terhindar dari perbuatan dosa dan papa. Diakui atau tidak, manusia sering lupa, karena memiliki keterbatasan. Karena sering mengalami lupa itu, maka setiap tahun pada sasih kepitu (bulan ketujuh menurut penanggalan Bali), dilangsungkan upacara Siwa Ratri dengan inti perayaan malam pejagraan. Pejagraan yang asal katanya jagra itu artinya sadar, eling atau melek. Orang yang selalu jagralah yang dapat menghindar dari perbuatan dosa.

Dalam Bhagavadgita III.42, dinyatakan, orang akan memiliki alam pikiran jernih, apabila atman atau jiwa yang suci itu selalu menyinari budhi atau alam kesadaran. Budhi (kesadaran) itu menguasai manah (pikiran). Manah menguasai indria. Kondisi alam pikiran yang struktural dan ideal seperti itu amat sulit didapat. Ia harus selalu diupayakan dengan membangkitkan kepercayaan pada Tuhan sebagai pembasmi kegelapan jiwa.

Continue reading

Brata Siwaratri – Makna Ceritra Lubdhaka

Pendahuluan

Pada intinya kita hidup di dunia ini senantiasa dihadapkan pada masalah yang kita kenal dengan Rwa Bhineda, dua yang paradok. Ada siang malam, terang gelap, pagi malam, hitam putih, baik buruk , dan masih banyak lagi. Dari keduanya tadi manusia dihadapkan dilema untuk memilah lalu memilih. Salah pilah dan salah pilih berarti celaka. Oleh karena itu kita perlu mengadakan usaha sadar melalui olah pikiran dan olah rasa agar dapat memilah dan memilih yang tepat.

Untuk itulah maka Hindu banyak mengandung symbol-simbol yang mampu memberikan makna yang mendalam kepada sebuah yang berhubungan dengan kode budaya. Salah satu cerita yang banyak mengandung makna filosofis adalah cerita Lubdhaka. Dalam kesempatan ini, pada hari yang sangat berbahagia ini akan kita kupas tentang pemaknaan Siwaratri itu.

Continue reading

Dharma Wacana – Rarahinan Siwa Ratri

OM Suastiastu,

Inggih ida dane sareng sami, sampun pada pawikan, rahina mangkin Prawaning Tilem Kepitu/Caturdasi Kresnapaksa Maghamasa, sane sampun kaloktah kawastanin Rarahinan Siwa Ratri. Maosang indik Siwa Ratri, sampun kalumrah pisan ring pambiaran, duaning ida dane umat Hindu pamekas, sampun ngalaksanayang sabilang warsa.

011814_2213_CaturMargaC1.jpg

Ring jagat Nusantarane pamekas ring Bali, indik Siwa Ratrine punika, sampun dados unteng beblibagan ring pasantian, mapiranti antuk Kekawin Siwa Ratri Kalpa, pinaka sastra Jawa Kuno, sane kekawi olih Mpu Tanakung, ring Bali kabaos Kekawin Lubdhaka. Duaning makeh ida danene durung cacep ring basa Kawi/Jawa Kuno, para pangawi Baline katah makarya kekawian marupa Parikan Lubdaka, sane ngangge basa Bali Lumrah. Indike punika maka cihna umat Hindu ring Bali oneng ring daging cakepanne punika.

Continue reading