Ogoh – Ogoh…. Kini….

Ogoh-ogoh adalah karya seni patung dalam kebudayaan Bali yang menggambarkan kepribadian Bhuta Kala. Dalam ajaran Hindu Dharma, Bhuta Kala mempresentasikan kekuatan (Bhu) alam semesta dan waktu (Kala) yang tak terukur dan tak terbantahkan. Dalam perwujudan patung yang dimaksud, Bhuta Kala digambarkan sebagai sosok yang besar dan menakutkan; biasanya dalam wujud Raksasa.

Selain wujud Raksasa, ogoh-ogoh sering pula digambarkan dalam wujud makhluk-makhluk yang hidup di Mayapada, Surga dan Naraka, seperti: naga, gajah, garuda, widyadari, bahkan dewa. Dalam perkembangannya, ada yang dibuat menyerupai orang-orang terkenal, seperti para pemimpin dunia, artis atau tokoh agama bahkan penjahat. Terkait hal ini, ada pula yang berbau politik atau SARA walaupun sebetulnya hal ini menyimpang dari prinsip dasar ogoh-ogoh.

Continue reading

Ksira Arnawa Manthana (Pemutaran Lautan Susu)

Tersebutlah para Dewa berunding di Puncak Gunung Mahameru. Para Dewa merundingkan tentang mendapatkan Amreta. Golongan Ditya dan Danawa ikut juga berunding, karena menghendaki Amreta pula. Sanghyang Narayana (Sanghyang Wisnu) memerintahkan para Dewa agar memutar lautan susu agar Amreta itu keluar.

Sanghyang Anantabhoga lalu mencabut Gunung Mandhara beserta isinya dan dijatuhkan di Laut Ksira, akan dipakai sebagai pengaduk laut itu. Pada saat itu para Dewa memohon ijin kepada Sanghyang Bharuna sebagai dewanya laut. Sanghyang Bharunapun mengijinkan agar nantinya semua mahluk mendapatkan keselamatan.

Continue reading